Cari Entri WADi

Rabu, 27 Jun 2012

Ancaman Rasulullah Terhadap Pemakaian Wanita Islam



السلام عليكم





Zaman ini sangat berbeza dengan zaman Islam dulu kala. Zaman kegemilangan yang disebut "Zaman Keemasan Islam". Ketika itu syariat Allah begitu kukuh dan ampuh di hati dan sanubari ummah. Agama dirasakan begitu dekat pada diri seorang Muslim. Para Muslimah ketika itu pula adalah muslimah yang sejati, yang amat menjaga maruah dan kehormatan diri. Namun di zaman ini semua itu tampak sirna. Sekarang para wanita sudah ramai membuka aurat. Bukan hanya kepala yang dibuka atau lengan, yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi. Namun, sekarang ini sudah banyak yang berani menampakkan betis dan paha secara terang-terangan atau dengan menampakkan bentuknya melalui pakaian yang ketat lagi sendat.

Keadaan muslimah hari ini begitu parah. Saat ajaran Islam ditinggalkan, dipisahkan dari kehidupan, lalu hadirlah pengaruh luar dari musuh-musuh Islam menambahkan barah kepada ummat Islam.Kedatangan budaya kuning memberi impak yang begitu besar kepada muslim, lebih-lebih lagi terhadap sasaran utama mereka iaitu kaum hawa. Aspek pemakaian yang begitu ketara sekali jika dilihat pada hari ini. Jarum halus dari negara kuffar membawa revolusi dalam pakaian-pakaian wanita seluruh dunia. Jadi tidak hairanlah umat Islam juga menerima kesan yang sama. 

Benarlah sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا


“Akan ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti bonggol unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian (jarak yang amat jauh).” (Riwayat Muslim no. 2128)


Hadith ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Ia menggambarkan kejadian yang berlaku di masa hadapan, jauh dari zaman Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat hingga ia tidak terbayang di akal fikiran mereka. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadith ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerosakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarah Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275).


Kasiyatun ‘Ariyatun ( كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ )


An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadith di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun


1. Wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya. 

2. Wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah. 

3. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang. 


4. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)


Pengertian yang disampaikan Imam An-Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut:

Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)

Al-Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Hakikatnya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang nipis sehingga dapat menampakkan kulit dan bentuk tubuhnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mahu mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauzi. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna. 


1. Wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang. 

2. Wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang. 


3. Wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. 

(Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031) 


Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat ialah wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.


Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini?

Lihatlah ancaman Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh Rasulullah saallallahu ‘alaihi wasallam:


 لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (Riwayat Muslim no. 2128)

Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara remeh-temeh yang boleh diabaikan. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam di atas. Bukan sahaja wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga bahkan bau surga saja tidak akan diciumnya walaupun jarak bau syurga itu sudah dapat dihidu dari jarak yang sangat jauh. Tidakkah anda wahai Kaum Hawa, Wahai Muslimah, Wahai wanita Islam takut dengan ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah

Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang nipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk syurga selamanya.  Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid (seseorang yang benar akidahnya), dia nantinya juga akan masuk syurga. Wallahua'lam. (Lihat Syarah Muslim, 9/240)

Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai pakaian yang menampakkan tubuhnya? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan betis,paha dan dada di hadapan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!


Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah dari sekarang untuk berubah diri menjadi yang lebih baik .... InsyaAllah.




والله أعلمُ بالـصـواب



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Makluman dari (WADi)


1. Selamat datang ke Laman WADi

2. Laman WADi adalah laman berbentuk ilmu pelbagai namun lebih menjurus kepada keagamaan.

3. Metod penulisan berdasarkan pelbagai sumber.Sumber utama adalah Al-Quran, Al-Hadith, Athar, dan Ijmak ulama' .

4. Pelawat bebas untuk follow atau tidak blog ini.

5. Pelawat dibenarkan untuk menjadikan WADi sebagai bloglist anda jika bermanfaat.

6. Anda dibenarkan untuk mengambil mana-mana artikel dan penulisan WADi dengan memberi kredit kepada WADi. Jika itu membuatkan anda berasa keberatan (memberi kredit kepada WADi, maka anda tidak perlu berbuat demikian). Asalkan ilmu itu sampai kepada semua. Terpulang kredibiliti anda sebagai penulis.

7. Tidak ada copyright di WADi, apa yang ditulis disini adalah untuk disampaikan. Ilmu itu milik Allah.

8. Penulis merupakan insan biasa yang banyak kesilapannya termasuk ketika menulis. Jika anda terjumpa sebarang kekeliruan, kesilapan berkaitan permasalahan hukum, dalil, hadith, atsar dan sebagainya , sila maklumkan WADi melalui email. Teguran secara baik amat kami hargai.

9. Hubungi saya melalui email : addien90@yahoo.com

10. Selamat membaca, menimba ilmu dan menyebarkan ilmu.

Klik Klik