Cari Entri WADi

Ahad, 27 Februari 2011

Pentingnya Istighfar

Kali ni ana nak kongsi sikit tentang istighfar, mungkin kadang-kadang kita anggap istighfar ni suatu amalan yang biasa-biasa atau tidak memberi banyak manfaat. Ada juga yang kata amalan istighfar ni leceh,buang masa dan karut, nauzubillah..moga dijauhkan dari sangkaan sebegitu. Moga dengan tinta yang ringkas ini, ana dan kita semua saling meningkatkan amalan kita seharian, dengan matlamat Mardhotillah kelak,insyaAllah..

Di sebuah majelis pengajian Imam Hasan Al Bashri hadirlah seorang gembong penjahat. Beliau sendiri tidak pernah mengenalnya, hanya tahu namanya saja. Orang menyebutnya, Atabatul Ghulam. Siapa yang tidak kenal dengan kejahatan dan kekejamannya. Bahkan, tokoh ini sudah layak disebut orang fasik.

Di tengah sesi tanya jawab, seorang jamaah mengajukan pertanyaan kepada Hasan Al Bashri, Ya Syekh, bagaimana jika seseorang sudah sangat keterlaluan mengerjakan kemaksiatan, apakah dosanya bisa diampuni Allah?




istighfar mampu membawa rasa sesal dan pilu dihati, menambahkan rasa gerun terhadap dosa dan maksiat


Ulama besar dan tokoh sufi ini menjawab, Apabila penuh kesadaran dan dengan hati yang sungguh-sungguh bertobat menurut syarat-syaratnya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya, sekalipun dosanya itu seperti yang dilakukan Atabatul Ghulam.

Betapa terkejutnya tokoh penjahat ini ketika dirinya dijadikan contoh pelaku dosa besar. Namun Allah tetap berkenan memberikan ampunan, seandainya ia mau bertobat sepenuh hati.

Ada apa dengan istighfar?

Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Luasnya ampunan Allah tidak bisa kita ukur atau kita batasi. Allah selalu membuka Diri-Nya untuk memberi ampunan bagi setiap hamba yang pernah menyimpang dari jalan-Nya. Bertaburan ayat dalam Alquran dan hadis Nabi yang menunjukkan betapa Maha Pengampunnya Allah SWT. Tidak hanya akan mengampuni, bahkan dengan kasih sayang-Nya, Allah mengajak setiap pendosa untuk bersegera kembali kepada-Nya.

Dalam QS Ali Imran [3] ayat 133-134, Allah SWT berfirman, Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa; (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Ayat ini diawali dengan kata wassyarii′u atau dan bersegeralah yang berbentuk fiil amr (bentuk perintah). Mengapa Allah memerintahkan manusia bersegera (dengan bersungguh-sungguh) mendatangi ampunan-Nya? Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, waktu yang dimiliki manusia sangat terbatas--berkisar 60 sampai 70 tahun--dan Allah hanya akan menerima tobat seseorang sebelum ajalnya tiba. Kedua, tidak semua orang mendapatkan ampunan Allah, walau Dia membuka lebar-lebar pintu tobat bagi hamba-Nya yang berdosa. Ketiga, tidak semua orang memiliki kesadaran dan perhatian terhadap arti penting bertobat dan maghfirah Allah SWT.

Ada hal menarik dalam susunan ayat tersebut. Perintah untuk mendapatkan maghfirah Allah diungkapkan lebih dulu daripada perintah untuk mendapatkan syurga. Apa sebabnya? Jelas, bila kita mendapatkan maghfirah maka syurga pun otomatis akan kita raih. Maka, hal pertama yang kita lakukan adalah berusaha optimal untuk mendapatkan maghfirah Allah dan bertobat kepada-Nya.

Apa perbedaan antara maghfirah dan tobat? Kedua kata ini hakikatnya merujuk pada hal serupa, yaitu kembali kepada Allah setelah melakukan dosa. Secara umum maghfirah berasal dari kata ghafara, yang berarti menutupi atau menyembunyikan. Orang Arab berkata, Ghafara al-syaib bil khidhab. Ia menyembunyikan ubannya dengan celupan. Jadi maghfirah dapat diartikan dengan ampunan Allah di mana Dia menutupi dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Cara kita memohon maghfirah Allah disebut istighfar. Dengan istighfar, kita meminta kepada Allah agar kita dipelihara dari konsekuensi dosa, dari akibat-akibat dosa, atau dari hal-hal buruk yang terjadi karena dosa tersebut. Ali bin Abi Thalib berkata, Pakailah wewangian istighfar, supaya Allah tidak mempermalukan kalian dengan bau busuk dari dosa-dosa kalian. Sedangkan tobat berarti kembali dari perbuatan buruk yang pernah dilakukan sebelumnya kepada perbuatan baik.




contoh istighfar yang boleh kita amalkan..insyaAllah


Mengapa kita harus ber-istighfar? Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, Allah SWT telah memberikan nikmat melimpah kepada kita. Dan, nikmat tersebut harus kita syukuri sebagai hak Allah. Masalahnya kemampuan kita untuk mensyukuri nikmat sangatlah terbatas. Karena itu kita beristighfar atas ketidakoptimalan kita dalam menunaikan hak-hak Allah tersebut. Kedua, pada hakikatnya manusia membutuhkan ampunan Allah. Sesempurna apapun manusia pasti tidak akan pernah luput dari kesalahan. Ketiga, istighfar adalah kebiasaan para nabi dan orang-orang bertakwa. Dalam QS Ali Imran [3] ayat 133-134 di awal, Allah SWT menunjukkan bahwa istighfar merupakan karakteristik utama orang bertakwa. Ia mendahulukan beristighfar sebelum menjalankan amalan-amalan pelengkap lainnya, seperti menafkahkan harta--baik pada saat lapang ataupun sempit, menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain.

Enam tahap Istighfar
istighfar itu kunci ibadah. Maka bersegeralah menuju ampunan Allah. Ketahuilah, Allah teramat bahagia saat seorang hamba kembali kepada-Nya. Kebahagiaan Allah melebihi bahagianya seseorang yang kehilangan unta dan semua perbekalannya di padang pasir, lalu ia menemukannya kembali tanpa kurang satu apapun. Namun, Istighfar bukan sekadar ucapan tanpa penghayatan yang memengaruhi perilaku. Istighfar mengandung sejumlah konsekuensi agar seorang pendosa berhak mendapat ampunan Allah SWT.

Pertanyaannya, istighfar seperti apa yang memenuhi syarat ampunan Allah? Simaklah kisah berikut ini. Suatu hari, Ali bin Abi Thalib melewati seorang yang sedang mengulang-ulang kata astaghfirullah. Ali menegurnya, Celaka kamu. Tahukah kamu apa arti istighfar? Istighfar ada da tingkat yang sangat tinggi. Istighfar mengandung enam makna. 


Pertama, penyesalan akan apa yang sudah kamu lakukan. 


Kedua, bertekad untuk tidak mengulangi dosa. 


Ketiga, mengembalikan kembali hak makhluk yang sudah kamu rampas, sampai kamu kembali kepada Allah dengan tidak membawa hak orang lain padamu.


Keempat, gantilah segala kewajiban yang telah kamu lalaikan. 


Kelima, arahkan perhatianmu kepada daging yang tumbuh karena harta yang haram. Rasakan kepedihan penyesalan sampai tulang kamu lengket pada kulitmu. Setelah itu tumbuhkanlah daging yang baru.


 Keenam, usahakan agar tubuhmu merasakan sakitnya ketaatan, setelah kamu merasakan manisnya kemaksiatan. Setelah memenuhi semua syarat itu, ucapkanlah Astaghfirullah.

Selasa, 22 Februari 2011

HADITH 49- Haram Berkahwin Dengan Saudara Sesusu


Kategori : AKIDAH Tauhid  

Hadith :
Diriwayatkan oleh Abdullah Mulaika r.a: “Uqbah bin Harith r.a berkata bahawa ia menikahi anak perempuan Abi Ihab bin Aziz. Tidak lama kemudian seorang perempuan menemuinya dan berkata :”Akulah yang menyusui Uqbah dan perempuan yang dinikahinya. Uqbah berkata kepadanya :” Aku tidak tahu kamu telah menyusui ku dan kamu tidak mengatakannya kepada ku.” Kemudian dia pergi menemui Rasulullah SAW di Madinah dan bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hal itu. Rasulullah SAW menjawab: “Bagaimana kamu boleh (memperisterikannya) padahal telah dikatakan kepada mu (bahawa ia saudara sesusu mu) ? Kemudian Uqbah menceraikan isterinya dan kemudian isterinya berkahwin dengan orang lain.”

(al-Bukhari)



Huraian

Apabila seorang perempuan menyusukan seorang bayi di bawah umur dua tahun sebanyak lima kali susuan atau lebih, maka anak tersebut menjadi anak susuannya dan anak suaminya. Oleh yang demikian anak susuan itu menjadi mahram kepada perempuan yang menyusukan dan suaminya, begitu juga terhadap keturunan kedua suami isteri tersebut. Berikut disenaraikan orang-orang yang menjadi mahram kepada anak susuan itu:

i. Perempuan yang menyusukan 
ii. Suami ibu susuan
iii. Ibu bapa kepada ibu susuan
iv. Ibu bapa kepada suami ibu susuan
v. Adik beradik kepada ibu susuan
vi. Adik beradik kepada bapa susuan
vii. Anak-anak kepada ibu dan bapa susuan
viii. Anak-anak kepada ibu susuan
ix. Anak-anak kepada bapa susuan

Manakala orang-orang yang menjadi mahram kepada ibu susuan dan bapa susuan adalah anak susuan yang disusukannya, begitu juga anak kepada anak susuannya hingga ke bawah. Tetapi ibu bapa, nenek, ibu atau bapa saudara dan adik beradik kepada anak tersebut tidak menjadi mahram kepada ibu dan bapa susuan berkenaan. Ini kerana susuan itu tidak menjadikan mahram kepada usul bagi anak yang menyusu seperti bapa, nenek sehingga ke atas dan hawashinya seperti adik beradik dan ibu atau bapa saudara. Hukum mahram itu hanya kepada anak yang menyusu itu hingga furu‘nya seperti anak-anaknya, cucu sehingga ke bawah. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT, yang maksudnya: "Dan ibu-ibu kamu yang menyusukan kamu dan saudara kamu yang sesusu" (an-Nisa': 23)
Serta sabda Rasulullah SWT yang maksudnya: "Sesuatu yang diharamkan dengan sebab penyusuan sebagaimana apa-apa yang diharamkan oleh sebab nasab.”







Rabu, 16 Februari 2011

Kebaikan Susu Ibu kepada Bayi

Islam menggalakkan supaya setiap bayi diberikan susu ibu sejak bayi dilahirkan lagi. Allah menjelaskan dalam surah al-Baqarah ayat 233 yang bermaksud , "Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anak mereka selama dua tahun genap,iaitu bagi mereka yang hendak menyempurnakan penyusuan itu."


comel kan bayi ni =)..muslims baby..




Banyak kajian membuktikan kelebihan susu ibu berbanding susu sintetik/susu buatan dari lembu. Walaupun kajian demi kajian dilakukan untuk menyakan khasiat dengan susu ibu sendiri,tapi susu sintetik ini tidak dapat menandingi kehebatan dan manfaat yang terdapat dalam susu ibu. Susu ibu adalah makanan yang terbaik sekali bagi pembesaran baik semenjak ia dilahirkan lagi.

Begitu agungnya Allah,sebaik bayi dilahirkan, proses pengeluaran susu ibu juga bermula. SubhanaAllah, susu ibu mengandungi khasiat yang betul. Sebaik bayi dilahirkan,susu pertama berwarna kekuningan,ia dikenali sebagai KOLOSTRUM dan mempunyai 3 kali lebih khasiat dan antibodi serta sel darah putih yang tinggi.

KOLOSTRUM mampu melawan penyakit dan amatlah rugi bagi ibu-ibu yang tidak menyusukan anak-anak mereka di awal waktu kelahiran. Susu ibu bersih dan dapat menghapuskan bakteria,tambahan pula susu ibu menganduing DHA dan AA(yang seperti kita biasa dengar dalam iklan tin-tin susu). Kandungan DHA dan AA dalam susu ibu adalah yang terbaik berbanding susu buatan.

Faedah Penyusuan Bayi:

1.
Kita sering melihat bayi kecil menangis tanpa henti,ini kerana besar kemungkinan pada masa itu perutnya telah kembung. Sekiranya bayi disusui dengan susu ibu selama tiga bulan masalah ini dapat diatasi,Insya-Allah. Selain itu, susu ibu dapat menentang penyakit biasa seperti sembelit,lelah dan ekzema

2.Susu ibu tersedia bila-bila masa dan telah disteril secara neutral dan bebas dari sebarang kuman dan bakteria,walaupun diperam berapa lama dalam badan si ibu,susu ini tidak akan basi

3.Mampu meningkatkan kecerdasan bayi dan penumbuhan sel-sel otak sehingga 10-15 kali lebih cepat berbanding mereka yang meminum susu lembu

4.Mencegah dari penyakit rabun malam

5.Mencegah bayi dari mendapat alahan

6.Menggelakkan taun

7.Menggelakkan jangkitan telinga

8.Susu ibu mengandungi Asid Docosahexanoic dan Asid Arachidonic yang berguna bagi penumbuhan sistem otak dan saraf,dan ini tidak terdapat dalam susu tiruan.

Sekian sahaja ilmu yang dapat saya kongsikan untuk anda semua,mudah-mudahan ilmu yang sikit ini mendapat berkat dan sebarkan demi kebaikan bayi-bayi kita.



semoga bayi Muslim membesar menjadi insan soleh dan solehah serta taat pada tuhanNya,InsyaAllah

Ahad, 13 Februari 2011

Couple Islamik????Boleh kan?




couple islamik???_gambar hiasan

Anda pernah bercouple tak?anda pernah dengar couple islamik??mari saya ceritakan serba sedikit suatu kisah tentang couple islamik atau pun tidak..dengan niat merubah kepada kebaikan walau sedikit..untuk manfaat dan kesedaran diri saya sendiri, teman-teman dan sesiapa jua yang punya kesedaran, insyaAllah..

Kisahnya mengenai 3 orang, Syafiq, Safura dan Muhammad. Syafiq dan Safura sama-sama belajar di SAM Bestari. Beberapa lama kemudian, Syafiq jatuh hati pada keayuan Safura. Matanya mengalahkan Zinnirah. Wajahnya berseri-seri dengan cahaya keimanan. Pergh!! Cantik sangatlah jika nak diceritakan. Tetapi, Syafiq cuba tahan. Dia tidak boleh meluahkan perasaan dia pada Safura sebab nanti takut kena tangkap dengan ajk pencegah maksiat sekolah.

Beberapa tahun berlalu...Akhirnya, apabila Syafiq berada di Tingkatan 5, dia sudah tidak mampu bertahan. Dia mengatur langkah dan akhirnya, Safura tewas pada pujuk rayunya. Walaubagaimanapun, mereka ini sedar yang mereka orang Islam. Islam tidak membenarkan umatnya ber’couple’. Jadi mereka berpakat yang mereka ini hendak membuat satu revolusi dalam couple. "COUPLE ISLAMIC". Asal keluar, pergi tempat terbuka. Tak mainlah tempat gelap-gelap ni. Bukan itu sahaja, Safura kena pakai tudung labuh. Syafiq pula pakai serban dan jubah. Lepas itu mereka keluar bukan membuang masa, keluar bawa Al-Quran. Berhenti di kedai makan, tadarrus lagi. Jalan pula, mana ada pegang-pegang tangan, mereka ikut cara Nabi Musa. Lelaki di depan, perempuan di belakang. Bila balik rumah, missed call pagi-pagi. Suruh qiamullail. Hah! kan Islamic punya couple tu.

Setelah setahun mengamalkan taktik sedemikian, Syafiq ditakdirkan bertemu dengan Muhammad. Ketika itu Syafiq dan Safura sedang bertadarrus di RFC. Muhammad tiba-tiba datang menghampiri mereka kerana tiada tempat duduk. Bila duduk, Muhammad bertanya, "Have you married?". "No.", jawab Safura. "So, why you sit together with this ajnabi alone here", tanya Muhammad. "Kami couple, tapi Islamic way" jawab Syafiq. Muhammad hanya tersenyum mendengar jawapan itu. Muhammad pun memulakan ceritanya.

"Aku ni muallaf. Asal dulu aku kristian. Tinggal kat Singapore. Dulu, aku suka sangat makan babi. Kalau sehari tak makan, pengsan aku. Pernah sekali mak aku terlupa beli babi, aku masuk wad malam tu. Tetapi, Alhamdulillah, Allah buka pintu hati aku untuk terima hidayah-Nya. Bila aku masuk Islam, aku dapat tahu, dalam Islam tak boleh makan babi. Aduh, pening kepala aku. Macam mana aku nak buat ni??? Seminggu aku masuk hospital lepas masuk Islam. Kalau zaman Rasulullah dulu ada peringkat-peringkat dia. Tapi aku…mana ada. Jadi, time kat hospital tu aku fikir. 

sanggupkah anda untuk menghalalkan khinzir ni???


Akhirnya, aku jumpa satu jalan keluar. Aku nak Islamkan babi tu. Aku beli seekor anak babi. Dari kecik aku jaga dia. Seekor lalat pun aku tak bagi dekat. Setiap jam aku mandikan dia. Lepas 3 hari, aku bisikkan kat telinga dia dua kalimah syahadah. Lepas tu, tiap-tiap hari aku bagi tazkirah kat babi tu. Asal dia berak aku vacuum terus. Camnilah kehidupan aku dan babi tu buat 2 tahun. Lepas dua tahun, masa yang ditunggu-tunggu tiba. Masa untuk sembelih babi ni. Tengok-tengok babi ni takde leher. Tapi, lantaklah. Aku tibai je sebab dah 2 tahun tak makan babi ni. Lepas tu, aku pun masak la bakut teh. Tengah-tengah makan, nampak seorang ustaz tengah jalan-jalan. Muka macam lapar je. Aku pun ajak la dia makan. Ustaz!!! jom makan. Babi Islam nih.

Bila terdengar kisah itu, Syafiq dan Safura pun sedar. Kalau benda itu haram, ia tetap haram. Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas...




ikut lah syariat..berkahwin lah bg yang mampu, insyaAllah..redha Allah bersama kita semua. kredit kepada Nor Ezzatul Aqmar atas note yang bagus dan bermanfaat.. 


insyaAllah


Jumaat, 11 Februari 2011

Peringatan Dalam Menuntut Ilmu


Ilmu adalah cahaya yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Tidak diragukan lagi kedudukan orang yang berilmu disisi Allah adalah lebih tinggi beberapa derajat. Hanya orang-orang yang berilmu & berakal lah manusia dapat memahami kebesaran Allah melalui penciptaan alam semesta beserta segala isinya.

Demikian mulia kedudukan orang yang berilmu sehingga Rasulullah meriwayatkan dalam sebuah hadis

“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat akan membuka sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan di atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar, tidak juga dirham, Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yangmengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bahgian yang paling banyak. (1)

Siapa kah orang yang tidak mau di doakan oleh malaikat dan makhluk-makhluk Allah yang ada di bumi?? Sungguh hal tersebut adalah suatu kemuliaan yang besar.

Seperti kata pepatah “No pain, no gain” (tidak ada yang akan kita dapatkan tanpa pengorbanan) , maka untuk mencapai kemuliaan yang bernama ilmu itu pasti ada cubaan yang harus kita hadapi..

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menghalangi sampainya kemuliaan ilmu kepada seseorang:

1. Niat yang rosak 

Niat adalah dasar dan rukun amal. Apabila niat itu rusak maka rusaklah seluruh amalannya. Sebagaimana sabda Rasulullah “Amal itu tergantug niatnya, dan seseorang akan mendapatkan apa yang diniatkan…” (2)

Imam Malik bin Dinar (wafat th.130 H) rahimahullah mengatakan,”Barangsi apa mencari ilmu bukan karena Allah Ta’ala maka ilmu itu akan menolaknya hingga ia dicari hanya karena Allah.”

2. Ingin Terkenal dan Ingin Tampil

Coba kita ingat mungkin terkadang saat kita belajar terbersit di hati kita “Supaya jadi rangking 1 atau jadi juara umum dan dikenal orang?? Ya, ingin terkenal dan ingin tampil adalah penyakit kronik. Tidak seorang pun yang bisa selamat darinya kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Subhana Wa Ta’ala. Hal itu lebih dikenal dengan sebutan riya. Rasulullah sangat mengkhawatirkan adanya penykit ini pada umatnya. Karena seringkali penyakit itu halus hingga muncul tanpa kita sadari, hingga Rasulullah mengibaratkan bahwa penyakit riya itu seperti semut hitam, di batu hitam pada malam yang gelap. Bayangkan, hampir tak kelihatan kan?? So, be careful…

Rasulullah bersabda,”….sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah kesyirikan dan syahwat tersembunyi.” (3)

Mahmud bin Ar-Rabi berkata : “syahwat yang tersembunyi maksudnya adalah seseorang ingin / senang apabila kebaikannya dipuji oleh orang lain. Hendaknya kita behati-hati terhadap penyakit ini, karena Allah memperingatkan dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Rasulullah Salallahu’alaihi Wassallam :

“Barangsiapa yang menyiarkan amalnya, maka Allah akan menyiarkan aibnya. Dan banrangsiapa yang beramal karena riya maka Allah akan membuka niatnya di hadapan manusia pada hari kiamat.” (4) Naudzubillahi mindzalik.

3. Lalai Menghadiri Majlis Ilmu


Jika kita tidak memanfaatkan majlis ilmu yang dibentuk dan pelajaran yang disampaikan, niscaya kita akan gigit jari sepenuh penyesalan. Kalau kebaikan yang ada di majlis ilmu hanya berupa ketenangan dan rahmat Allah yang meliputi mereka, maka dua alasan itu saja seharusnya sudah cukup sebagai pendorong untuk menghadirinya. Apalagi jika seseorang mengetahui bahwa orang yang menghadiri majlis ilmu –insyaAllah- mendapatkan dua keberuntungan, yaitu ilmu yang bermanfaat dan ganjaran pahala di akhirat!

4. Beralasan dengan banyaknya kesibukan


Alasan ini seringkali dijadikan syaitan sebagai alasan menjadi penghalang dalam menuntut ilmu. Coba dihitung, Allah memberikan kita 24 jam, 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk istirihat, masih ada 8 jam lagi… apa yang selama ini telah kita lakukan untuk memanfaatkan sisa waktu itu???

5. Mensia-siakan kesempatan belajar di waktu lapang.


Allah Ta’ala berfirman : ”Dan beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datangnya kematian.” (QS.Al-Hijr : 99)

Karena itu, mari kita semua para remaja, maupun orang tua, laki-laki maupun wanita, kita bertaubat pada Allah Ta’ala atas apa yang telah luput dan berlalu. Sekarang, kita mulai menuntut ilmu, menghadiri majlis ta’lim, belajar dengan benar dan sungguh-sungguh dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya sebelum ajal tiba.

Ketika ditanya pada Imam Ahmad, ”Sampai kapankah seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau pun menjawab ”sampai meninggal dunia.”

6. Bosan dalam menuntut ilmu


Diantara penghalang menuntut ilmu adalah merasa bosan dan beralasan dengan berkonsentrasi mengikuti peristiwa yang sedang terjadi. Ilmu yang kita cari seharusnya mendorong kita untuk mengetahui keadaan kita sendiri. Kita tidak akan bisa mengatasi berbagai masalah dan musibah yang menimpa kecuali dengan meletakkannya pada timbangan syariat. Seorang penyair mengatakan:

” Syariat adalah timbangan semua permasalahan dan saksi atas akar masalah dan pokoknya” (5)

Bosan itu adalah penyakit. Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit melainkan ada obatnya. Tidaklah musibah terjadi melainkan ada penyelesaiannya dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, kita harus melawan rasa bosan yang terkadang timbul saat kita belajar. Belajarlah sampai Anda mendapatkan nikmatnya ilmu.



7. Merasakan Diri Hebat

Maksudnya adalah merasa bangga apabila dipuji dan merasa senang apabila mendengar orang lain memujinya.

Allah TA’ala berfirman : ”Maka janganlah kamu merasa dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm : 32)

8. Tidak Mengamalkan Ilmu


Tidak Mengamalkan Ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya keberkahan ilmu. Allah Ta’ala benar-benar mencela orang yang melakukan ini dalam firmanNya : ”Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan hal yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa saja yang tidak kamu kerjakan (QS.Ash-Shaff : 3)

9. Putus Asa dan Rendah Diri

Allah berfirman : “Dan Allah mengeluarkankamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl : 78)

Putus Asa dan Rendah Diri adalah salah satu penghalang ilmu. Semua manusia diciptakan dalam keadaan sama yang tidak mengetahui sesuatu pun. Jangan merasa rendah diri dengan lemahnya kemampuan menghafal, lambat membaca atau cepat lupa.

Selain itu menjauhi maksiat adalah sebab paling utama dalam menguatkan hafalan dan memperoleh ilmu.

10. Bertangguh

Yusuf bin Asbath rahimahullah mengatakan : ”Muhammad bin samurah pernah menulis surat kepadaku sebagai berikut : ” Wahai saudaraku janganlah sifat menunda-nunda menguasai jiwamu dan tertanam di hatimu karena ia membuat lesu dan merusak hati. Ia memendekkan umur kita, sedangkan ajal segera tiba… Bangkitlah dari tidurmu dan sadarlah dari kelalaianmu! Ingatlah apa yang telah engkau kerjakan, engkau perlekehkan, engkau sia-siakan, engkau hasilkan dan apa yang telah engkau lakukan. Sungguh semua itu akan dicatat dan dihisab sehingga seolah-olah engkau terkejut dengannya dan engkau sadar dengan apa yang telah engkau lakukan, atau menyesali apa yang telah engkau sia-siakan.” (6)

11. Belajar kepada Ahlul Bid’ah

Seorang penuntut ilmu tidak boleh belajar pada ahlul bid’ah karena ahlul bid’ah merasa ridha terhadap sesuatu yang menyelisishi agama Allah, seolah-olah ia mengatakan bahwa Allah Ta’ala belum menyempurnakan agama ini dan Rasulullah belum menyampaikan seluruh risalah.

*bid'ah: sesuatu yang direka-reka

12. Tergesa-gesa ingin memetik buah ilmu.

Seorang penuntut ilmu tidak boleh tergesa-gesa dalam usahanya memperoleh ilmu, karena belajar adalah proses seumur hidup. Terutama yang berkaitan dalam masalah agama tidak cukup dilakukan dalam waktu satu atau dua tahun belajar.

Imam Yahya bin Abi Katsir rahimahullah mengatakan,”Ilmu tidak bisa diperoleh dengan tubuh yang dimanjakan”

Imam Ibnu Madini rahimahullah mengatakan,”Dikataka n kepada Imam As-Sya’bi ’Darimana Anda peroleh semua ilmu ini?’ Beliau menjawab,’Dengan tidak bergantung pada manusia, menjelajahi berbagai negeri, bersabar seperti sabarnya benda mati, dan berpagi-pagi mencarinya seperti pagi-paginya burung gagak.”

Disarikan dari : Menuntut Ilmu Jalan Menuju Syurga, karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Pustaka At-Takwa : 1428 H)


Catatan Kaki:

1. Hadist Shahih, diriwayatkan oleh ahmad,abu Dawud,attirmidzi,Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban[1]
2. hadist shahih riwayat Al-Bukhari [2]
3. hadist shahih riwayat Thabrani [3]
4. HR.Bukhari-shahih [4]
5. Ishlaahul Masaajid minal Bida’ wal Awaa’id hal.110, karya al-Allamah Muhammad bin Jamaluddin al-Qasimi rahimahullah [5]
6. dari Iqtida al-Ilmi al’amal [6]

Ahad, 6 Februari 2011

HADITH 48- Sebab-sebab Batal Wudhu’


Kategori : TOHARAH Air Sembahyang  
Sebab-sebab Batal Wudhu’
Hadith :
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW pernah bersabda: ”Solat orang yang berhadas (keluar air kencing, membuang air besar dan kentut) tidak diterima (Allah) sebelum dia berwudhu.” Seorang yang berasal dari Hadramaut bertanya kepada Abu Hurairah: “Apakah hadas itu?” Abu Hurairah menjawab:” Hadas itu ertinya angin yang keluar dari lubang anus.”
 
(al-Bukhari)



Huraian

Seseorang yang mahu mengerjakan solat wajib berwudhu’. Terdapat 5 perkara yang membatalkan wudhu’ iaitu:
  1. • Apabila terkeluar sesuatu dari dua jalan sama ada melalui qubul atau dubur (hadas kecil) 
  2. • Tidur yang tidak tetap punggungnya, tetapi jika tidur dengan mengiring maka tidak batal wudhu’. 
  3. • Hilang akal dengan sebab mabuk atau sakit. 
  4. • Bersentuh kulit lelaki dengan perempuan yang bukan mahram tanpa alas atau lapik. 
  5. • Tersentuh kemaluan hadapan atau sekitar kawasan punggung lelaki, wanita atau dirinya sendiri tanpa alas. Tetapi jika tersentuh dengan belakang tapak tangan maka hukumnya tidak batal. 
  6. Selain itu terdapat 11 perkara yang membatalkan Solat :
  7. • Meninggalkan salah satu rukun solat 
  8. • Berhadas kecil atau besar 
  9. • Makan atau minum 
  10. • Terkena najis pada badan, pakaian dan tempat solat 
  11. • Melakukan pergerakan pada anggota yang besar tiga kali berturut-turut 
  12. • Berkata-kata 
  13. • Berpaling dada daripada arah kiblat 
  14. • Ketawa dengan mengeluarkan suara 
  15. • Terbuka aurat dengan sengaja 
  16. • Berubah niat 
  17. • Murtad 

SUDAH TUNAI 10 HAK?



Sebelum Imam Syafie pulang ke rahmatullah, beliau sempat berwasiat kepada para muridnya dan umat islam seluruhnya. Berikut ialah kandungan wasiat tersebut: "Barangsiapa yang ingin meninggalkan dunia dalam keadaan selamat maka hendaklah ia mengamalkan sepuluh perkara."






1. HAK KEPADA DIRI
Mengurangkan tidur, mengurangkan makan, mengurangkan percakapan dan berpada-pada dengan rezeki yang ada.


2. HAK KEPADA MALAIKAT MAUT
Mengqada kewajipan-kewajipan yang tertinggal, mendapatkan kemaafan dari orang yang kita zalimi, membuat persediaan untuk mati dan merasa cinta kepada Allah.


3. HAK KEPADA KUBUR
Membuang tabiat kencing merata-rata, memperbanyakkan solat Tahajud dan membantu orang yang dizalimi.


4. HAK KEPADA MUNKAR DAN NAKIR
Tidak berdusta, sentiasa berkata benar, meninggalkan maksiat dan nasihat menasihati.


5. HAK KEPADA MIZAN (Neraca timbangan amal pada hari akhirat)
Menahan kemarahan, banyak berzikir, mengikhlaskan amalan dan sanggup menanggung kesusahan.


6. HAK KEPADA SIRAT (Titian yang merentangi neraka pada hari akhirat)
Membuang tabiat suka mengumpat, bersikap warak, suka membantu orang beriman dan suka berjemaah.


7. HAK KEPADA MALIK (Penjaga neraka)
Menangis lantaran takutkan Allah s.w.t., berbuat baik kepada ibu bapa, bersedekah secara terang-terangan serta sembunyi dan memperbaiki akhlak.


8. HAK KEPADA RIDHWAN (Malaikat penjaga syurga)
Berasa redha dengan Qada' Allah, bersabar menerima bala, bersyukur ke atas nikmat Allah dan bertaubat dari melakukan maksiat.


9. HAK KEPADA NABI MUHAMMAD S.A.W.
Berselawat ke atas Baginda, berpegang dengan syariat, bergantung kepada as-Sunnah (Hadis), menyayangi para sahabat dan bersaing dalam mencari keredhaan Allah.


10. HAK KEPADA ALLAH S.W.T.
Mengajak manusia ke arah kebaikan, mencegah manusia dari kemungkaran, menyukai ketaatan dan membenci kemaksiatan.  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Makluman dari (WADi)


1. Selamat datang ke Laman WADi

2. Laman WADi adalah laman berbentuk ilmu pelbagai namun lebih menjurus kepada keagamaan.

3. Metod penulisan berdasarkan pelbagai sumber.Sumber utama adalah Al-Quran, Al-Hadith, Athar, dan Ijmak ulama' .

4. Pelawat bebas untuk follow atau tidak blog ini.

5. Pelawat dibenarkan untuk menjadikan WADi sebagai bloglist anda jika bermanfaat.

6. Anda dibenarkan untuk mengambil mana-mana artikel dan penulisan WADi dengan memberi kredit kepada WADi. Jika itu membuatkan anda berasa keberatan (memberi kredit kepada WADi, maka anda tidak perlu berbuat demikian). Asalkan ilmu itu sampai kepada semua. Terpulang kredibiliti anda sebagai penulis.

7. Tidak ada copyright di WADi, apa yang ditulis disini adalah untuk disampaikan. Ilmu itu milik Allah.

8. Penulis merupakan insan biasa yang banyak kesilapannya termasuk ketika menulis. Jika anda terjumpa sebarang kekeliruan, kesilapan berkaitan permasalahan hukum, dalil, hadith, atsar dan sebagainya , sila maklumkan WADi melalui email. Teguran secara baik amat kami hargai.

9. Hubungi saya melalui email : addien90@yahoo.com

10. Selamat membaca, menimba ilmu dan menyebarkan ilmu.

Klik Klik